Penyesalan part 2...awalnya mau gue post 1 minggu setelah part 1 dipost, namun nyatanya justru 1 bulan kemudian? Kenapa? Yaa begitulah.. kehidupan anak sekolah *eh anak sekolah* padahal kan desember itu liburan kan? Yaps, memang benar sedang liburan, namun sepertinya Tuhan berkehendak lain.. Ada sesuatu yang mungkin jauh lebih disesali dibanding pemikiran gue sebelumnya.. Yakss.. kali ini gue akan bercerita tentang kejadian real yang bener" nyantel bgt di otak gue saat ini.. Baru saja terjadi.. Hehehe.. Baiklah.. gue akan bercerita.. Mungkin agak sedikit curhat(?) tpi gapapalah yak biasanya gue jg curhat ehehe *pdhl bru post 2-5 kali*.. Yak langsung saja..
Mungkin gue akan menyesali semuanya ini untuk seumur hidup gue.. ntah harus disesali atau tidak.. menurut pandangan masing" aja deh yg akan membaca penyesalan ini ehehe.. Gue sendiri bingung hrs bilang ini apa..
Semua berawal dari diri sendiri, diri sendiri. Seiring bertambahnya umur, pemikiran gue semakin luas, dan tentunya perasaan dan emosional gue semakin tergoncang-goncang. Di part 1 itu menceritakan bagaimana gue menjalani keadaan gue di SMP. Sekarang, umur gue berjalan menuju 17, sekitar *..* bulan lagi. Aduh intermezo terlalu panjang yah,, gpp kan guys?
Di SMA, gue mulai mencoba untuk mengubah perilaku gue menjadi lebih baik, terutama sifat. Namun pepatah mengatakan kalau sifat itu sulit diubah bukan? Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa sifat itu sudah dasar dari kepribadian dan jiwa orang yang menjadi satu *ngomong apaan sih gw*.. Perilaku apa? Klo di part 1 gue bilang gue orang yang cuekan, ya berarti di SMA gue orangnya apa? PEDULIAN GUYS wkwkwk.. ah tapi pedulian gue mungkin tidak seperti yang kalian pikirkan.
Di awal kls X, gue mulai mencoba untuk membuka diri dengan orang lain. Nyatanya, untuk menjadi terbuka itu susah banget. Karena gue yakin keterbukaan otomatis membuat gue menjadi orang yang care sama orang-orang di sekitar gue. Namun, namanya juga proses belajar, gue tidak secepat mereka yang bisa dibilang "ekstrovert" dengan siapapun itu. Gue masih agak jaim, takut, dan pemalu. Gue tuh orangnya lugu guys. Mungkin banyak orang gatau sifat asli gue seperti apa. hanya beberapa saja. Setiap kali gue mencoba berbicara atau ngobrol, selalu saja gagal, selalu malu, mungkin udh 1000x lebih kali gue gagal untuk menjalankan plan gue untuk ngobrol dengan siapapun itu.
Setelah terbuka dengan orang lain, akhirnya gue mulai bisa berinteraksi satu sama lain guys. Gue bisa ngobrol dengan siapapun yang gue mau ketika gue mau. Kebetulan pas gw kls X, gue berada di kls dewa. Waw. Kelas dewa. Kelas dewa taulah apa itu. Kelas yang tidak tertandingi. Kelas paling pintar kalau soal pelajaran. Di kelas inilah gue diletakkan *emgny gue barang* hehehe.. Selama setahun itu, gue merasa bahwa gue bener" berubah banget. Gue jadi orang yang supel dan bisa terbilang "famous". Gue bener" mensyukuri saat" itu. Gue bener" nyaman dengan kelas itu, meskipun kelas dewa sebenernya kaku. Kenapa gue nyaman? Karena gue merasa mereka semua "kembar" sama gue.. Lah kembar.. kembarlah, orang kepribadiannya mirip" satu dengan yang lain.. Jadi gue dan kawan" gue disitu punya cara tersendiri dalam berinteraksi, bisa dibilang intelektual lah.. #anjas.
Loh? Trus masalahnya apa? Dimana letak pedulinya? Pedulinya itu sebenernya terselubung dibalik ke "supel" an gue itu. Kalian harus tau itu. Jadi gue pikir, kalau gue supel, berarti gue peduli sama setiap orang yang gue temui. Kalian tau kan? orang introvert itu mudah tersinggung? Nah kalo gue malah beda. Bukannya tersinggung, malah menyinggung, lain kata muncullah perasaan guilty banget. What do you know about guilty? Itu perasaan bersalah. *yes 100* wkwkwk.. maap gue rada mabok.
Di kls X, efek tersebut belum serasa sejak gue di kls XI. Di kelas XI inilah puncak dari penyesalan peduli itu. Sifat asli gue masih bener" kental di dalam darah gue. Di kelas XI, semua anak dari kelas dewa gue itu, terpecah" semua.. Yahh mau gimana lagi.. Akhirnya di kls XI ini, justru mengingatkan gue akan masa SMP gue.. Emg sih, seharusnya kelas itu emg seperti itu, namun ternyata gue malah memburuk seiring bertambahnya umur. Gue menjadi pribadi yang serba setengah. Setengah peduli setengah cuek. Di kls XI bukannya enjoy malah desperate rasanya. Perasaan gue sangatlah labil. Gue gatau harus ngapain lagi, tpi inilah hidup gue.
Banyak orang yang kesel dan mungkin saja benci sm gue, gue sndiri gatau knp mereka membenci gue, apa gue terlalu baik atau gimana. Kok bisa? Jelas bisa, semenjak pisah kelas dengan temen" lama, dan bertemu teman" baru. Nah gue tuh nyesel pas ketemu temen" baru itu. Gue tidak memanfaatkannya sebaik mungkin. Yg ada gue kyk kls IX lagi. diemm aja. diemm aja. hemat ngomong yes. Bahkan gue merasakan efek samping dari serba setengah itu. Apa? Gue serasa bukan siapa" lagi. Gue jdi bimbangan, yang mana orang" yang harus gue pilih, gue ajak main, gue ajak ngobrol. Karena apa? Gue hanya peduli di "awal". Awal percakapan mksudnya. Peduli disini kan berarti supel kan? Nah itulah peduli yg gue maksud..
Gue merasakan dampak buruknya.. Pikiran gue sekarang serba kosong, krn rasa bimbang itu sendiri. Gue selalu menjadi orang paling diam ketika dalam berdiskusi atau apaapun itu. Gue hanya ngomong to the point saja. Di lain hal, gue pun mudah merasa bersalah terhadap apapun itu. Gue bilang di awal, masalahnya bukan gue merasa tersinggung, tpi justru gue yang menyinggung, timbullah rasa bersalah. Singgungannya bisa dalam bentuk apa aja yak. tpi yang gue tekankan disini adalah perasaan bersalah itu sendiri. Gue pun akhirnya jatuh dalam depresi gue. Inside I was screaming! Guru gue pun ternyata ada yg bisa nebak kalo gue tuh orangnya diluar diem, tpi didalem berteriak. Gue depresi. Depresi, dan Depresi. Pikiran gue ga fokus, nilai anjlok, buyar sudah!
Sekarang akhirnya gue bingung, kalau gue memilih menjadi care, perasaan bersalah makin banyak bermunculan, karena pada akhirnya, saat ini terutama, gue merasa bahwa segala sesuatu yang gue lakukan adalah serba salah, tak ada yang benar. Nah kalo gue jadi cuek, gue selalu tergoda agar ingin berbicara dengan orang lain. Toh, ini masa SMA. Masa eksplorasi, yg cuek bakal dicuekin abis-abisan, yg supel bakal disupel abis-abisan. Gue merasakan bgt kesenjangan itu di kelas gue ini, di kls XI. Gue ada di tengah" itu, bimbanglah sudah, tidak dekat dengan siapapun. Sedihh.. Tpi yg terjadi sudahlah terjadi.. Gue hanya bisa menjalani hidup ini dengan sebaik"nya.. Lonely..Lonely..and Lonely.. Pikiran gue bener" tergoncang! Desperate!!!
Everything's gone wrong! I hate all! Btw, soal supel dan famous, Neither. Ughh.. how lonely is my life.. just like old times, but worse than old times.
Mungkin gue akan menyesali semuanya ini untuk seumur hidup gue.. ntah harus disesali atau tidak.. menurut pandangan masing" aja deh yg akan membaca penyesalan ini ehehe.. Gue sendiri bingung hrs bilang ini apa..
Semua berawal dari diri sendiri, diri sendiri. Seiring bertambahnya umur, pemikiran gue semakin luas, dan tentunya perasaan dan emosional gue semakin tergoncang-goncang. Di part 1 itu menceritakan bagaimana gue menjalani keadaan gue di SMP. Sekarang, umur gue berjalan menuju 17, sekitar *..* bulan lagi. Aduh intermezo terlalu panjang yah,, gpp kan guys?
Di SMA, gue mulai mencoba untuk mengubah perilaku gue menjadi lebih baik, terutama sifat. Namun pepatah mengatakan kalau sifat itu sulit diubah bukan? Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa sifat itu sudah dasar dari kepribadian dan jiwa orang yang menjadi satu *ngomong apaan sih gw*.. Perilaku apa? Klo di part 1 gue bilang gue orang yang cuekan, ya berarti di SMA gue orangnya apa? PEDULIAN GUYS wkwkwk.. ah tapi pedulian gue mungkin tidak seperti yang kalian pikirkan.
Di awal kls X, gue mulai mencoba untuk membuka diri dengan orang lain. Nyatanya, untuk menjadi terbuka itu susah banget. Karena gue yakin keterbukaan otomatis membuat gue menjadi orang yang care sama orang-orang di sekitar gue. Namun, namanya juga proses belajar, gue tidak secepat mereka yang bisa dibilang "ekstrovert" dengan siapapun itu. Gue masih agak jaim, takut, dan pemalu. Gue tuh orangnya lugu guys. Mungkin banyak orang gatau sifat asli gue seperti apa. hanya beberapa saja. Setiap kali gue mencoba berbicara atau ngobrol, selalu saja gagal, selalu malu, mungkin udh 1000x lebih kali gue gagal untuk menjalankan plan gue untuk ngobrol dengan siapapun itu.
Setelah terbuka dengan orang lain, akhirnya gue mulai bisa berinteraksi satu sama lain guys. Gue bisa ngobrol dengan siapapun yang gue mau ketika gue mau. Kebetulan pas gw kls X, gue berada di kls dewa. Waw. Kelas dewa. Kelas dewa taulah apa itu. Kelas yang tidak tertandingi. Kelas paling pintar kalau soal pelajaran. Di kelas inilah gue diletakkan *emgny gue barang* hehehe.. Selama setahun itu, gue merasa bahwa gue bener" berubah banget. Gue jadi orang yang supel dan bisa terbilang "famous". Gue bener" mensyukuri saat" itu. Gue bener" nyaman dengan kelas itu, meskipun kelas dewa sebenernya kaku. Kenapa gue nyaman? Karena gue merasa mereka semua "kembar" sama gue.. Lah kembar.. kembarlah, orang kepribadiannya mirip" satu dengan yang lain.. Jadi gue dan kawan" gue disitu punya cara tersendiri dalam berinteraksi, bisa dibilang intelektual lah.. #anjas.
Loh? Trus masalahnya apa? Dimana letak pedulinya? Pedulinya itu sebenernya terselubung dibalik ke "supel" an gue itu. Kalian harus tau itu. Jadi gue pikir, kalau gue supel, berarti gue peduli sama setiap orang yang gue temui. Kalian tau kan? orang introvert itu mudah tersinggung? Nah kalo gue malah beda. Bukannya tersinggung, malah menyinggung, lain kata muncullah perasaan guilty banget. What do you know about guilty? Itu perasaan bersalah. *yes 100* wkwkwk.. maap gue rada mabok.
Di kls X, efek tersebut belum serasa sejak gue di kls XI. Di kelas XI inilah puncak dari penyesalan peduli itu. Sifat asli gue masih bener" kental di dalam darah gue. Di kelas XI, semua anak dari kelas dewa gue itu, terpecah" semua.. Yahh mau gimana lagi.. Akhirnya di kls XI ini, justru mengingatkan gue akan masa SMP gue.. Emg sih, seharusnya kelas itu emg seperti itu, namun ternyata gue malah memburuk seiring bertambahnya umur. Gue menjadi pribadi yang serba setengah. Setengah peduli setengah cuek. Di kls XI bukannya enjoy malah desperate rasanya. Perasaan gue sangatlah labil. Gue gatau harus ngapain lagi, tpi inilah hidup gue.
Banyak orang yang kesel dan mungkin saja benci sm gue, gue sndiri gatau knp mereka membenci gue, apa gue terlalu baik atau gimana. Kok bisa? Jelas bisa, semenjak pisah kelas dengan temen" lama, dan bertemu teman" baru. Nah gue tuh nyesel pas ketemu temen" baru itu. Gue tidak memanfaatkannya sebaik mungkin. Yg ada gue kyk kls IX lagi. diemm aja. diemm aja. hemat ngomong yes. Bahkan gue merasakan efek samping dari serba setengah itu. Apa? Gue serasa bukan siapa" lagi. Gue jdi bimbangan, yang mana orang" yang harus gue pilih, gue ajak main, gue ajak ngobrol. Karena apa? Gue hanya peduli di "awal". Awal percakapan mksudnya. Peduli disini kan berarti supel kan? Nah itulah peduli yg gue maksud..
Gue merasakan dampak buruknya.. Pikiran gue sekarang serba kosong, krn rasa bimbang itu sendiri. Gue selalu menjadi orang paling diam ketika dalam berdiskusi atau apaapun itu. Gue hanya ngomong to the point saja. Di lain hal, gue pun mudah merasa bersalah terhadap apapun itu. Gue bilang di awal, masalahnya bukan gue merasa tersinggung, tpi justru gue yang menyinggung, timbullah rasa bersalah. Singgungannya bisa dalam bentuk apa aja yak. tpi yang gue tekankan disini adalah perasaan bersalah itu sendiri. Gue pun akhirnya jatuh dalam depresi gue. Inside I was screaming! Guru gue pun ternyata ada yg bisa nebak kalo gue tuh orangnya diluar diem, tpi didalem berteriak. Gue depresi. Depresi, dan Depresi. Pikiran gue ga fokus, nilai anjlok, buyar sudah!
Sekarang akhirnya gue bingung, kalau gue memilih menjadi care, perasaan bersalah makin banyak bermunculan, karena pada akhirnya, saat ini terutama, gue merasa bahwa segala sesuatu yang gue lakukan adalah serba salah, tak ada yang benar. Nah kalo gue jadi cuek, gue selalu tergoda agar ingin berbicara dengan orang lain. Toh, ini masa SMA. Masa eksplorasi, yg cuek bakal dicuekin abis-abisan, yg supel bakal disupel abis-abisan. Gue merasakan bgt kesenjangan itu di kelas gue ini, di kls XI. Gue ada di tengah" itu, bimbanglah sudah, tidak dekat dengan siapapun. Sedihh.. Tpi yg terjadi sudahlah terjadi.. Gue hanya bisa menjalani hidup ini dengan sebaik"nya.. Lonely..Lonely..and Lonely.. Pikiran gue bener" tergoncang! Desperate!!!
Everything's gone wrong! I hate all! Btw, soal supel dan famous, Neither. Ughh.. how lonely is my life.. just like old times, but worse than old times.