Pengalaman Pertama menjadi Ketua Divisi suatu Acara, Full Online
Hallo para blogger! Setelah beberapa bulan vakum dari dunia perblogan akibat perkuliahan semester 5, akhirnya aku kembali lagi nih buat cerita-cerita terkait masa-masa perkuliahanku di semester 5 itu seperti apa sih. Ohiya, pada judul ceritaku kali ini, aku bakal lebih banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman dan experienceku secara umum dalam menghadapi semester 5 dan tentunya dengan bumbu-bumbu yang baru, yaitu online sensation.
Sebelum masuk semester 5, aku udah sering banget tuh denger kata orang-orang bahwa semester 5 dan 6 atau bisa dibilang tingkat 3 perkuliahan merupakan masa-masa beratnya di perkuliahan. Tingkat kesulitan mata kuliah relatif sangat tinggi di tingkat 3 sehingga banyak cerita dari orang-orang untuk tetap survive di semester 5 perkuliahan. Bahkan tidak jarang juga melihat banyaknya kakak-kakak tingkat waktu itu yang kelihatannya sangat lelah dan sibuk dibandingkan dengan anak-anak dari tingkat 2. Mulai dari acara dan organisasi sedikit demi sedikit tertinggal demi mengejar dan menyelesaikan studi akademik di tingkat 3 tersebut. Nah itu sudut pandangku sebelum masuk ke semester 5. Nah, sekarang aku udah masuk dan melewati semester 5 ini nih.
Online Learning
Nah, tahun 2020 ini sungguh terasa berbeda apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Angkatanku, angkatan 2018, merupakan angkatan yang merasakan perkuliahan di tingkat 3 namun dalam keadaan full online semester, serasa seperti sedang mengikuti course-course online yang banyak ditemukan di iklan atau google, namun bedanya course yang diikuti ini adalah course yang memang benar-benar perkuliahan namun diadakan secara online. Aku teringat masa-masa ketika TPB (mahasiswa tingkat 1) dimana pada mata kuliah Dasar Pemrograman, terdapat 3 kali percobaan untuk mengadakan kuliah secara online, yaitu mahasiswa diminta untuk belajar secara mandiri kemudian mengerjakan soal-soal perkuliahan sebagai bentuk pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah yang diajarkan secara online tersebut. Tapi, kenyataannya, kita gak online-online banget waktu itu. Kita seangkatan malah berkumpul di Perpustakaan ITB yang isinya adalah 200 mahasiswa dari STEI ITB 2018. Jadi ya ujung-ujungnya lebih mirip kayak kuliah mandiri dan sambil berdiskusi dengan seangkatan dan kelompok-kelompok belajar gitu.
Nah, siapa sangka ternyata 3 kali percobaan kuliah online memang seolah-olah seperti memprediksi akan adanya saat dimana kuliah diadakan secara full online, yang mana terjadi 1 tahun kemudian. Waktu itu aku mengambil Dasar Pemrograman di awal semester 2 di tahun 2019 awal. Nah ternyata, 1 tahun kemudian, beneran jadi online sejak Maret 2020. Aku ingat betul gimana online-online pada masa-masa awal Maret 2020, dimana dari para dosen butuh penyesuaian pola pengajaran dan belajar dari offline ke online, begitupula mahasiswanya. Aku sendiri mendengar bahwa sepanjang liburan semester genap, dosen-dosen diberikan pengajaran dan mulai berlatih diri untuk membuat video-video perkuliahan yang bisa diakses dan ditonton kapanpun dan dimanapun. Adanya sistem online ini membuat metode perkuliahan tatap muka yang awalnya 2 jam full menjadi ada saat-saat dimana perkuliahan dilakukan secara asinkron, yaitu hanya menonton video-video yang sudah disiapkan oleh tim dosen dan mahasiswa tinggal mempelajari secara mandiri layaknya sedang menonton video YouTube.
Kehidupan Semester 5
Baiklah, cukup pembahasan latar belakang onlinenya. Nah sekarang kalau cerita semester 5 ku sendiri bagaimana? Jujur, aku sendiri lumayan sepakat dengan perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa semester 5 atau tingkat 3 ini adalah masa-masa sulitnya di perkuliahan. Mata kuliahnya jauh lebih sulit ketimbang ketika masih di tingkat 1 dan tingkat 2. Selain itu, ilmu-ilmunya juga lebih dalam dan advanced dibandingkan ketika masih berada di tingkat 3. Dan tentunya juga ilmu-ilmu dasar seperti Manajemen pun juga diajarkan di Teknik Informatika ITB. Kebetulan juga, kalau di Teknik Informatika tingkat 3, seluruh perkuliahan prodi Teknik Informatika dilaksanakan di pagi hari, yaitu dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir sebelum pukul 12.00 WIB. Kenapa tidak ada yang di atas pukul 12.00 WIB? Ya karena itu jatahnya perkuliahan mahasiswa tingkat 2 (semester 3 dan 4) ehehehe.
Mungkin kalau dibuatkan schedule perkuliahan semester 5 ku, akan tampak seperti ini.
Senin 07.00 - 11.00 WIB, 11.00 - 13.00 WIB
Selasa 07.00 - 10.00 WIB
Rabu 07.00 - 09.00 WIB, 10.00 - 14.00 WIB
Kamis 07.00 - 11.00 WIB
Jumat 07.00 - 10.00 WIB
Sekilas, terlihat menarik, sering pulang cepet ya kalau kuliah, terdapat dua hari dimana jam 10 saja sudah selesai perkuliahan dalam satu hari. Bahkan saat aku SMA dulu (dalam keadaan offline), sekolah dimulai pukul 07.00 dan selesai pada pukul 15.00 WIB untuk setiap harinya. Sungguh jadwal yang berbeda. Nah, tapi ada 1 hal yang terlupakan sebenarnya, yaitu sistem SKS yang dilaksanakan di perkuliahan. Kalau hanya melihat jadwal tatap muka, totalnya sebetulnya adalah 22 jam per minggu. Nah tapi kan 1 SKS terdiri atas:
- 1 jam perkuliahan tatap muka
- 1 jam kegiatan terbimbing (praktikum atau tugas besar)
- 1 jam kegiatan mandiri (studi mandiri)
keren Hans!!
ReplyDeleteWuii mantaap thankss inkaa
Deleteweeh mantep hans ternyata penulis blog kayak pak rinaldi xixixix
ReplyDeletengerii hans
ReplyDelete