Berikut ini adalah sebuah tulisan berupa refleksi yang telah aku buat ketika aku SMA. Refleksi ini kutulis dengan sungguh-sungguh. Terima kasih untuk Ibu Christine yang telah meminta kami siswa-siswa FV1 untuk membuat refleksi ini.
Kepakan
Sayapku
Ketika
aku melihat gambar burung elang tersebut, saya merasakan bahwa elang merupakan
sosok yang pemberani dengan perawakan yang tegas dan kekar. Elang merupakan
salah satu binatang yang sangat jelas digambarkan mulai dari mata, paruh,
hingga sayap yang begitu jelas sebagai seekor burung. Mata dari elang benar-benar
jeli dan sangat tajam dalam melihat dan memperhatikan segala sesuatu di
depannya mulai dari predator hingga mangsa yang ada di hadapannya. Ini menunjukkan
bahwa elang merupakan seekor burung dan sosok yang siap siaga dalam menghadapi
segala sesuatu. Ia mampu terbang kemanapun ia mau untuk mendapatkan mangsa
sekaligus untuk hidupnya.
Aku
memilih gambar elang karena elang itu begitu pemberani, siap siaga, dan
merupakan sosok burung yang ideal dilihat dari perawakannya. Elang juga bukan
burung yang ceroboh atau dalam arti lain mudah sekali terbodohi oleh
hewan-hewan ataupun manusia. Elang terbang menggunakan sayapnya yang besar dan
kekar kemanapun ia mau. Elang menggunakan insting yang kuat dalam mendapatkan
targetnya. Elang mampu bergerak dengan cepat ketika dihadang oleh bahaya.
Begitupula aku yang harus mampu menjadi seperti elang yang dasarnya dipengaruhi
oleh insting. Lebih lagi, manusia memiliki akal budi, hati nurani, yang lebih
unggul dari segala hewan manapun. Dengan menggunakan segenap karunia Tuhan
tersebut, aku harusnya dapat menggunakan sebaik mungkin untuk menjadi sosok pemberani,
siap siaga, dan mengambil keputusan dengan baik.
Cita-citaku
untuk beberapa tahun yang kuinginkan adalah menjadi seorang programmer atau
Manajer bidang IT (Information Technology)
di sebuah perusahaan multinasional. Jika aku bisa, aku ingin membuka sebuah
perusahaan di bidang teknologi dan jaringan. Alasan aku bercita-cita menjadi
programmer karena aku ingin mengembangkan teknologi yang menjadi faktor utama
dalam kehidupan manusia di masa depan nanti. Selain itu, pada dasarnya aku sungguh
tertarik pada merancang sesuatu dan membuat sesuatu yang berbau teknologi sejak
aku di bangku SMP. Teknologi sudah seperti menjadi “bagian” dalam hidupku
sehingga aku bertekad untuk mengembangkan teknologi yang ada saat ini, terutama
di bidang jaringan maupun teknisi/sistem sebuah perusahaan.
Target
nem yang ingin aku peroleh untuk UNBK Kelas XII tahun depan adalah 360. Aku
menargetkan semua matpel bisa meraih nilai 9. Aku bercita-cita untuk masuk ke
Perguruan Tinggi Negeri, yaitu Institut Teknologi Bandung di jurusan Teknik
Informatika (IF). Aku memilih ITB karena ITB merupakan salah satu universitas
terbaik di Indonesia, terutama di bidang Teknik. Banyak orang bilang bahwa
menjadi maba (mahasiswa baru) ITB sangatlah sulit dan hampir dikatakan
mustahil. Tetapi, aku justru terpacu untuk mendapatkan bangku ITB tersebut
dengan bantuan dan bimbingan dari Tuhan yang pasti.
Aku
mampu untuk mengejar cita-citaku meskipun terbilang sangat sulit karena aku
yakin Tuhan pasti akan membantuku dan diiringi dengan kerja keras dan niat yang
tangguh dari diriku sendiri. Seperti burung yang mengepak-ngepak sayapnya ke
atas setinggi mungkin menggunakan instingnya, demikian pula aku pun juga mampu
meraih cita-citaku dengan menggunakan segenap karuniaku yang telah Tuhan
berikan kepadaku. Dalam iman dan perbuatan, aku yakin Tuhan akan ikut serta
dalam perjalanan menuju cita-citaku. Tuhan selalu memiliki rencana terbaik bagi
setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Jika
ditanyakan seberapa besar kepercayaanku kepada Tuhan dalam mengejar
cita-citaku, aku sungguh percaya pada Tuhan yang telah merancangkan segala
sesuatu, baik kehidupanku hingga cita-citaku di masa depan. Bila Tuhan tidak
mengizinkan aku, aku akan terima semuanya dengan lapang dada dan berusaha untuk
memikirkan alternatif lainnya serta berpikir positif bahwa Tuhan memiliki
rencana terbaik lainnya yang mungkin tidak aku ketahui. Aku akan terus berusaha
meningkatkan kepekaan hatiku untuk mendengarkan suara dari Tuhan tentang apa
yang Tuhan mau dan inginkan dariku.
Aku
pun sadar bahwa perjalanan imanku tidak sempurna, bahkan terbilang sangat jauh
dari kata sempurna. Aku masih mudah khawair dan lupa untuk bertemu Tuhan.
Perjalanan imanku seperti bukit dan lembah. Tetapi aku selalu berusaha dan
berniat untuk kembali meluruskan perjalanan imanku, bahkan terus naik hingga
titik dimana aku benar-benar bisa merasakan suara Tuhan dengan jelas seperti orang-orang
beriman yang bisa merasakan kehadiran Tuhan dan keinginan Tuhan. Aku akan terus
percaya bahwa aku pun juga harus bisa mencapai tahap tersebut. Amin
Jakarta, 16 Agustus 2017
Michael Hans
XII A1 / 21
Michael Hans, STEI ITB 2018, 3 Maret 2019
Refleksi
tersebut aku tulis sekitar satu setengah tahun yang lalu. Saat ini, aku,
Michael Hans, sangat bersyukur karena beberapa doaku telah terjawab dari
refleksi tersebut. Nemku ketika SMA mencapai 360.5, meskipun tidak semuanya mendapatkan
nilai 90, namun aku benar-benar tidak menyangka bisa tercapai nem tersebut. Sekarang
ini, aku juga sudah menjadi mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
(STEI) di Institut Teknologi Bandung. Sebentar lagi aku akan dijuruskan dan tinggal menunggu waktu agar aku semoga bisa masuk ke Teknik Informatika (IF) sesuai dengan yang kutulis
pada refleksi satu setengah tahun lalu tersebut. Aku percaya bahwa Tuhan sudah
punya rancangan terbaik dari segala yang tidak kuketahui, seperti pada
Perjuangan masuk STEI ITB.
Bandung, 11 Mei 2019
Michael Hans
16518192
Sebuah Refleksi 16 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment