Sunday, November 20, 2016

Life Is A Choice


Choice.. Pilihan.. Setiap waktu kita akan dihadapi dengan adanya pilihan atau keputusan. Setiap tahun, setiap bulan, setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik. Tidak terhitung ada berapa banyak pilihan yang kita hadapi. Ketika gue nulis artikel ini aja, ini merupakan pilihan yang sudah gue putuskan. Ketika pilihan itu berada di hadapan kita, otomatis pilihan membuat otak kita untuk terbuka dan secara matang bekerja. Mengapa? Ya karena itu merupakan sebuah pilihan *you dont say*.. Baik sudah cukup intermezonya.. Jadi, sebenarnya apa yang mau gue sampaikan disini?

1.  Pilihan Dalam Kehidupan


Life is a choice. Hidup ini adalah pilihan. Dalam kita menjalani kehidupan, segala sesuatu akan bersangkutpaut dengan yang namanya pilihan. Pilihan atau keputusan adalah jalan yang kita ambil atau opsi yang kita ambil ketika dihadapkan oleh berbagai macam kemungkinan atau jalan. Hidup ini juga penuh dengan pilihan. Pilihan untuk tidur, pilihan untuk makan, pilihan untuk belajar, dan sebagainya. Tak terhitung berapa banyak pilihan yang kita hadapi setiap saat, bahkan setiap detik. Terkadang pilihan yang sudah kita ambil seringkali membuat kita merasa menyesal karena salah pilihan. Pilihan itu akan selalu berdampak buruk ataupun baik bagi kita di kehidupan masa depannya. Dan faktanya, seringkali kita hanya melihat sisi buruk dari sebuah pilihan yang kita ambil. Benarkah?

Misalnya saja, seseorang dihadapkan oleh sebuah pilihan untuk mengambil jurusan IPA atau IPS ketika SMA. Ketika orang tersebut memilih IPA, ia otomatis akan menjalani masa SMA tersebut dengan jurusan IPA. Namun seiring berjalannya waktu, muncullah rasa penyesalan yang tumbuh dan muncul dari dalam diri kita, misalnya saja, "Ah, hrsnya gue IPS aja, di IPA gw ga bisa apa-apa.. ga gue banget".. padahal sebelumnya sudah diberikan waktu untuk menentukan pilihan IPA atau IPS.

Begitupula sebaliknya dengan orang yang masuk IPS dan tiba" menyesal karena ternyata tidak sesuai yang yang dia harapkan dan berharap masuk IPA. Satu orang ingin di posisi orang lain, dan orang lain ingin di posisinya dia. Hal semacam ini sering terjadi di dalam hidup kita bukan? Itulah mengapa di awal gue katakan bahwa hidup itu adalah sebuah pilihan.

Lalu dalam hal yang sederhana saja. Pilihan setiap detik. Maksudnya adalah dalam setiap waktu kita memiliki pilihan untuk melakukan berbagai hal. Misalnya saja, saat ini kalian para pembaca, pastinya sebelum kalian membaca ini, kalian juga dihadapkan sebuah pilihan. Jika dibuat dalam bentuk soal akan menjadi seperti ini :

Apa yang akan gue lakukan sekarang ?
A.  Tidur
B.  Mengerjakan PR
C.  Nonton anime
D.  Membaca blog
E,  Olahraga

Sebenarnya, masih banyak pilihan lain yang bisa dilakukan, karena sebetulnya pilihan yang kita hadapi ketika memikirkan apa yang akan dilakukan, sangatlah banyak, tak terlampaui. Selain itu kan juga bisa seperti makan, minum, membereskan kamar, dll. Cukup jelas kan sampai disini maksud dari pilihan setiap detik itu sendiri?


2.  Pilihan Menentukan Segala Hal

Dari pilihan yang sudah kita pilih, akan berlanjut dengan bagaimana masa depan atau hal-hal yang akan terjadi ke depannya yang seringkali kita tidak duga-duga. Pilihan kita akan mempengaruhi segala hal yang akan terjadi ke depannya, terutama dalam konteks pilihan yang memang benar-benar butuh pemikiran dan kepastian dari dalam diri yang kuat. Bila dalam konteks yang harus dilakukan sekarang seperti tadi, mungkin segala hal yang terpengaruhi oleh pilihan kita itu tidak bisa dibayangkan atau tidak berpengaruh besar. Oleh karena itu, kita akan kembali pada konteks IPA dan IPS yang tadi.

Orang yang telah mengambil jurusan IPA itu, akan mempengaruhi segala hal yang terjadi dalam dirinya maupun dalam kehidupan sehari-harinya dia, termasuk mempengaruhi pola hidup yang secara tidak langsung juga turut mempengaruhi karena pilihan kita itu. Maksudnya adalah, orang yang telah mengambil IPA tersebut biasanya akan cenderung lebih sibuk dari mereka yang bukan mengambil IPA. Orang tersebut akan menghadapi berbagai macam persoalan yang benar-benar membutuhkan logika. Karena persoalan tersebut, secara tidak langsung juga membentuk kebiasaan atau kepribadian yang baru yang tidak sengaja terbentuk. Yaitu orang tersebut bisa saja menjadi orang yang introvert, sibuk, dan sebagainya.

Selain dari kebiasaan, juga mempengaruhi masa depan yang akan ia hadapi meskipun kadangkala menyimpang ataupun tidak diduga-duga. Ketika lulus dengan jurusan IPA, ia otomatis cenderung kuliah di fakultas yang menggunakan ilmu yang sudah didapat di SMA. Lalu setelah kuliah di fakultas yang sesuai dengan IPA tersebut, berlanjut ke dalam kehidupan kerja, yang umumnya sesuai dengan pendidikan dan skill yang telah diraih.

Jika contoh di atas sulit dicerna, ada 1 contoh yang sangat sederhana. Menjadi orang yang malas atau rajin, misalnya. Ketika kita memilih menjadi malas, terbentuklah kepribadian kita yang terlalu santai sehingga berbagai peluang untuk berprestasi pun semakin pudar. Sedangkan bagi orang yang rajin muncul kepribadian yang tekun dan tepat waktu sehingga berbagai peluang untuk berprestasi pun semakin besar.

Sudah cukup jelas bukan? Kalau pilihan turut mempengaruhi kehidupan kita?

3.  Sesal atau Syukur

Segala pilihan yang sudah kita putuskan akan mengandung berbagai macam konsekuensi. Ketika kita sudah menentukan sebuah pilihan, kita akan dihadapi dengan berbagai pilihan dan tantangan yang baru. Nah, terkadang ketika sudah dihadapi dengan berbagai pilihan yang lain dan tantangan itu, seringkali membuat kita menjadi drop atau merasa menyesal atas pilihan yang telah kita pilih. Kedua hambatan tersebut membuat kita menjadi bingung dan merasa bahwa salah memilih atau sebagainya. Seperti kasus orang yang memilih jurusan, ketika sudah menjalani setahun dalam jurusan IPA, mulailah timbul penyesalan, harusnya IPS aja, harusnya gini aja, harusnya gitu aja, dan sebagainya.

Begitupula dengan mereka yang IPS, kadang juga timbul hal yang kontradiksi dengan pemikiran dari orang yang memilih jurusan IPA. Malah, orang ini menyesal dan mau masuk IPA, sama persis bukan kasusnya? Ya sama aja kayak orang yang kurus mau gemuk, dan orang yang gemuk mau kurus *tidak bermaksud hehehe*. Kembali lagi deh ke keinginan kita sendiri ujung-ujungnya. Jadi bisa disimpulkan kalo pilihan itu berdasarkan keinginan dan pemikiran kita. Setuju?

TAPI, ADA PUN PILIHAN YANG BISA DIUBAH. Mari kita kembali ke malas atau rajin, Keduanya merupakan pilihan, namun pilihan dalam kasus ini adalah pilihan yang alternatif, alias bisa berubah-ubah. Berbeda dengan pilihan absolut pada IPA atau IPS sebelumnya. Orang bisa mencoba menjadi rajin ketika sebelumnya malas, dan sebaliknya. 

Nah, sekarang setelah mengetahui kasus diatas, mari kita tinjau pilihan yang sudah dijalani itu. Biasanya akan muncul kesan-kesan ketika menjalani sebuah pilihan. Seringkali ketika salah memilih, langsung mengjudge diri sendiri. Sesal pun timbul. Tapi kita harus ingat, kalau pilihan kita juga mempengaruhi masa depan. Kalau contoh kasus di no 2, tampak jelas bukan pilihan masa depan yang akan terjadi? Nah disini gue mau sampaikan, ketika kita sudah memilih pilihan, muncul pilihan lain, dari pilihan lain, muncul lagi puluhan ini itu dsb. Bahkan sampai-sampai tidak bisa terimagine apa pilihan yang ini itu tersebut. Nah, sekarang cobalah kita fokus pikirkan pilihan yang tidak terimagine itu. Pilihan yang tidak terimagine itu berarti pilihan yang tidak kita duga, misalnya saja ketika kuliah elektro, nyatanya ketika dewasa malah menjadi seorang marketing, yang ternyata lebih sukses dari apa yang diharapkan jika bekerja sebagai teknisi elektronika itu. Bila kita mensyukuri apa yang sudah kita pilih, pastilah kalau jalan ke depannya juga akan menjadi lebih baik. Pikiran yang positif dan syukur akan membuka gerbang-gerbang pilihan yang tidak kita duga-duga sebelumnya dan akan menjadi menarik bagi kita. Jadi, sesal atau syukur?

Jadi, intinya itu adalah stay positive. Jangan pernah menyesali pilihan yang sudah kita buat, karena muncul hal-hal yang tidak kita duga dari situ. Syukurilah apa yang sudah dipilih, meskipun salah namun percayalah tetap ada rencana terbaik ke depannya. Pikirkanlah dengan matang setiap pilihan yang kita putuskan. Life is a choice. Hidup adalah sebuah pilihan. Pilihan-pilihan yang kita raih sebetulnya adalah baik bila kita pikirkan dari segi positif, bukannya dari segi buruk yang malah justru membuat rasa penyesalan yang berlarut-larut.

Bersyukurlah atas segala pilihan yang kita buat. Life is a choice. All choices are good if we see from the light side.

No comments:

Post a Comment